Oleh : Risa Juanita Ratnaningtyas
"Bila kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah"
(Al.Ghazali)
Malam yang indah, untuk kesekian kalinya mendapatkan ilmu dari orang hebat dalam pelatihan. Hariku serasa semakin berwarna.
Malam ke-12 mengikuti kuliah Online bersama Om Jay, Alhamdulillah masih diberi nikmat sehat dan semangat mengikuti tiap materinya.
Menyerap ilmu malam ini sembari memainkan jari jemari di atas tuts keyboard laptop yang mulai sedikit usang karena dimakan usia.
pelatihan malam ini di pandu oleh Mr. Bams sebagai moderator dan Bapak Joko Irawan Mumpuni sebagai narasumber.
Dengan mengangkat tema "Menjadi Penulis Buku Mayor"
Beliau adalah Direktur Penerbit ANDI, Anggota Dewan Pertimbangan IKAPI DIY, seorang Penulis dan juga seorang Asesor BNSP. Wow, benar-benar sosok yang inspiratif.
Sudah 20 tahun lamanya beliau berkecimpung dalam dunia kepenulisan dan aktif di asosiasi kepenulisan.
Semua orang punya mimpi, begitu pula saya. Perlu tekad yang kuat untuk mewujudkannya.
Saat kita masih bermimpi menjadi penulis, saat keberanian menulis belum ada, saat tulisan kita masih tersimpan rapi dalam laci atau laptop, mungkin tak akan membayangkan jika hari ini ternyata kita telah sampai di titik ini.
Titik dimana kita sudah mulai terbiasa menulis di dalam blog, mulai terbiasa saling blog walking dengan teman grup pelatihan.
Titik dimana mimpi membuat buku antologi hampir terwujud
Ada satu lagi mimpi yang semoga menjadi nyata, yaitu menjadi penulis penerbit mayor. Sejuta mimpi itu mengundang sejuta tanya dalam kalbu.
Apa syaratnya agar tulisan kita bisa diterbitkan oleh penerbit mayor?
Syarat utama tentunya naskah yang bisa dijadikan buku, dan naskah yang diajukan harus unik dan menarik dan laris atau laku di pasar.
Bukan rahasia lagi bagaimana ketatnya persaingan untuk bisa menembus penerbit mayor, bayangkan saja, tiap bulan bisa mencapai 300 sampai 500 judul naskah yang masuk
Harus melalui proses seleksi sedemikian ketatnya, sedangkan yang diloloskan hanya kisaran 50 judul saja, naskah yang lain bagaimana? Jelas DITOLAK
Karena begitu sulitnya menembus penerbit profesional baik yang penerbit minor apalagi penerbit mayor, maka para penulis ada yang menerbitkan karyanya sendiri melalui penerbit Indie
Lalu naskah buku seperti apa yang bisa diterima dan diterbitkan oleh penerbit mayor?
Tentunya adalah naskah buku yang laris dijual. Buku sendiri dikelompokkan menjadi 2 macam diantaranya:
- Kelompok buku teks adalah buku yang digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran (BUPEL), untuk mahasiswa disebut buku perguruan tinggi (PERTI)
- Kelompok buku non teks adalah buku populer yang kontennya populer dan dibutuhkan masyarakat
Apa itu Penerbit?
Penerbit adalah sebuah industri atau lembaga profitable yang mencari keuntungan untuk bertahan hidup dan berkembang sehingga karyawannya sejahtera dan konsumen puas dalam jangka waktu tak terbatas.
Gambaran industri penerbitan
Sistem Penilaian di Penerbitan:
- Editorial bobot kurang lebih 10%
- Peluang potensi pasar bobot kurang lebih 50%-100%
- Keilmuan bobot kurang lebih 30%
- Reputasi Penulis bobot kurang lebih 10%-100%
Gambar diatas menunjukkan sebuah alasan kenapa naskah kita diterima atau ditolak.
Intinya menurut Pak Joko, jika ingin naskah kita diterima, hendaknya membuat naskah yang tema nya bersifat kekinian atau sedang trend dan ramai dibicarakan.
Tema sebelum pandemi tentunya tak relevan lagi kita tulis setelah atau sedang masa pandemi. Poin pentingnya, hindari tema-tema yang telah mati karena Corona.
Bagaimana setelah tema sudah menarik?
Ketika tema sudah bagus atau menarik, langkah selanjutnya penerbit akan mengecek Reputasi penulisnya melalui Google schoolar
Apa pertimbangan penerbit dalam menentukan jumlah cetak atau oplah?
Penerbit akan menentukan oplah tinggi jika :
- Buku dinilai punya market lebar
- Buku dinilai lifesycle panjang artinya buku itu akan tetap relevan dimasa yang akan datang dalam waktu yang panjang
Apa Yang Penulis Peroleh?
Empat hal yang akan diperoleh penulis:
- Kita akan mendapat kepuasan dalam menulis
- Mendapatkan reputasi
- Karir cemerlang
- Finansial sebagai rewardnya
Banyak penulis yang telah meninggal, sanak keluarga beliau masih bisa menikmati royalti hasil karyanya, hebat bukan.
Mari menulis wujudkan mimpi menjadi nyata, menebar ilmu menebar manfaat agar hidup kita berguna bagi sesama
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan dari sejarah"
(Pramoedya Ananta Toer)
Resume ke :12
Pertemuan ke :12
Tanggal : 6 Agustus 2021
Tema : Menjadi Penulis Buku Mayor
Narasumber: Joko Irawan Mumpuni
Moderator: Mr. Bams
Lengkap dan segar. Enak dibaca. Penutup yang meotivasi. Semangat terus!
ReplyDeleteTerimakasih motivasinya Bunda, semangat juga untuk Bu Ros
ReplyDelete