Friday 24 December 2021

Era Teknologi Bebas, Namun Tanggungjawab


 Oleh : Risa Juanita Ratnaningtyas, S.Pd

"Kedewasaan bukan dilihat dari usia, tapi dilihat dari sikap, tindakan dan tingkah laku"

(Kata Bijak)


Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) 


 ke:19

Resume ke : 15

Hari/Tanggal: Rabu, 13 Desember 2021

Narasumber : Bu Rifatun

Moderator: Bu Rosminiyati

Tema : Era Teknologi Bebas, Namun Tanggungjawab


Apa yang dimaksud dengan Era Teknologi?

Teknologi dari tahun ke tahun mengalami perkembangan demikian pesat. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global.

Teknologi telah memengaruhi masyarakat dan sekeliling kita. Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi baru sering kali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh: meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang pada awalnya hanya menyangkut permesinan. Dengan adanya teknologi kita bebas menggunakannya.


Bagaimana cara kita menggunakan teknologi yang bebas ini ?

Menggunakan teknologi dengan bijak dan bermanfaat misalnya kita sebagai guru menyajikan pembelajaran yg menarik minat siswa, mengintegrasikan kompetensi utk meningkatkan kecakapan digital dg mengutamakan etika berdigitalisasi.

Dalam menggunakan teknologi kita diberi kebebasan. Pemanfaatan dalam dunia pendidikan anatara lain :

1 Membantu untuk mengelola prioritas

2. Komunikasi yang lebih baik

3.Menggunakan cara yang berbeda untuk Pendidikan

4. Memanfaatkan teknologi tepat waktu

Selain 4 cara diatas memanfaatkan teknologi supaya kegiatan belajarmu jadi lebih mudah 

1. Kamus online untuk mempelajari bahasa asing

2. Menonton video pembelajaran di situs video sharing

3. Memakai aplikasi untuk penunjang kegiatan belajar

4. Manfaatkan website penyedia materi pelajaran

5. Gunakan fitur yang ada di smartphone

Dengan memanfaatkan era teknologi bebas kita bisa leluasa  dalam pemanfaatanya dan menggunakan Era teknologi  bebas namun  bertangung jawab, apa maksudnya?

Kita dalam menggunakan teknologi harus  bersikap tanggung jawab di tengah ruang kebebasan di media sosial. Transformasi Digital, menuntut kita untuk selalu berbudaya, terutama ketika berinteraksi dengan manusia lain yang memegang otoritas atas ruang digital, dengan selalu berorientasi kepada nilai-nilai baik manusia sebagai tujuannya.

Oleh karena itu kita harus pandai memanfaatkan teknologi baru dan harus bertanggungjawab dalam menggunakan . Kita diberi kebebasan namun bebas yang bertanggungjawab sesuatu denga etika di media sosial.

Kita boleh bebas menggunakan teknologi namun harus bertanggung jawab terhadap apa yang kita gunakan. Pemanfaatan teknologi secara tepat waktu sangat membantu dalam pembelajaran.




Pengembangan Kualitas Hidup Melalui Literasi Digital


 Oleh : Risa Juanita Ratnaningtyas,S.Pd

Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) 

 ke:20

Resume ke : 16

Hari/Tanggal: Rabu, 15 Desember 2021

Narasumber : Mr. Bams

Moderator: Pak Muliadi

Tema : Pengembangan Kualitas Hidup Melalui Literasi Digital 
Grup :6

Pengembangan kualitas hidup melalui literasi digital adalah satu tema menarik dan penuh makna ditengah pesatnya arus informasi yang nyaris tidak terbendung. Kemajuan teknologi informasi digital selalu memiliki dua sisi yang saling berlawanan oleh sebab itu senantiasa dibutuhkan sikap bijak dalam mengelola diri menerima dan memanfaatkan informasi yang tersedia. 

Dalam hal ini literasi digital dapat menjadi salah satu strategi yang paling efektif dalam menangkal berbagai berbagai dampak negatif, sekaligus mengoptimalkan dampak positifnya dalam meningkatkan kualitas hidup kita.

Kamajuan teknologi yang sangat pesat, membuat orang terperangah. Apalagi dalam masa pandemi, setiap orang dipaksa untuk bisa menguasai pemanfataan Teknlogi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sepertinya di materi-materi sebelumnya sudah sangat jelas dibahas bagaimana pentingnya literasi digital.

Kalau mendengar kalimat kualitas hidup, tentunya harus ada standar. Bagaimana kualitas hidup kita, yang setiap orang pasti akan berbeda-beda.

Bagaimana ternyata saat kita memanfaatakan teknologi ini untuk terus belajar, berkarya,  berbagi dan berbakti sebagai guru dan manusia yang mulia.


Seiring perkembangan waktu, manusia sudah akrab dengan media sosial, baik itu Facebook, Instagram, Twitter, YouTube dan lainnya. Pemanfaatan media sosial tersebut harus bisa menunjang aktivitas yang saat ini sedang kita jalani.

Pada materi sebelumnya sudah kita bahas materi yang berkaitan dengan Kecakapan Digital bukan? intinya,  silahkan banjiri dunia internet dengan konten-konten yang baik. Lawan konten yang tidak baik dengan konten yang bisa kita buat terus menerus sehingga bisa menyaingi konten yang tidak baik.

Kita harus belajar mengelola blog atau website dengan konten-konten yang bermanfaat. Menulis dan menulis entah nanti akan jadi apa mari kita buktikan. 

Semakin kita mengasah kemampuan kita, kepercayaan bisa datang untuk terus memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri. Saat kita mengembangkan diri terus menerus kesempatan akan datang bahkan prestasi bisa diraih.

Kemampuan akan terus terasah, dengan adanya kepercayaan yang diberikan oleh orang atau lembaga terhadap apa yang sedang dikerjakan. Mereka bisa memberikan penilaian dengan apa yang sudah dilakukan dan terus-menerus dilakukan.

Setiap guru wajib branding personal. Kenapa ? Ya, karena kita guru. Guru harus bisa memberitakan bahwa keberadaan guru itu harus dirasakan manfaatnya, dimana pun berada. Di sekolah, masyarakat, lembaga, organisasi dan keluarga.

Saat menggunakan teknologi yang ada dengan memaksimalkan potensi diri untuk mau belajar, berkarya, berbagi dan berbakti maka banyak kesempatan yang bisa diraih untuk mengembangkan kualitas hidup.

Manfaatkan tekonologi yang ada saat ini sebagai jalan kebaikan dalam berlomba-lomba membuat kebaikan dimana pun berada.

https://www.youtube.com/watch?v=PkLTlCHi-sc



Monday 6 December 2021

Bijak dalam Bermedia Sosial



 Oleh : Risa Juanita Ratnaningtyas, S.Pd


Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) 

 ke:16

Resume ke : 14

Hari/Tanggal: Senin, 6 Desember 2021

Narasumber : Pak Dail Ma'ruf

Moderator: Pak Mulyadi

Tema : Bijak dalam Bermedsos Sosial

Grup :6


"Jika kamu bermimpi, kamu pasti bisa mencapainya"

Media Sosial yang akhir-akhir akrab dengan kehidupan kita, tidak hanya satu berapa bahkan yang kita gunakan sehari hari, baik untuk sekolah maupun untuk bekerja dan bisnis online. 

Pak Dail sebagai narasumber  hari ini memberi kita materi tentang Bijak dalam Bermedia Sosial. Kita boleh menggunakan platform media sosial apa saja, tapi syaratnya kita harus bijak.

Apa yang dimaksud bijak?

Kata "Bijak" bisa mengandung dua arti:

  1. Selalu menggunakan skala budinya, pandai, mahir. Contoh : "bukan beta bijak berperi, engkau memang bijak"
  2. Pandai bercakap-cakap
Bijak sama dengan adil. Orang bijak artinya orang yang pandai menempatkan sesuatu sesuai dengan peruntukannya.

Demikian halnya jika kita ingin bermedsos, jika ingin disebut bijak, maka tempatkan medsos itu sesuai fungsinya. 

Apakah media sosial itu?
Media sosial adalah sebuah platform digital yang digunakan satu sama lain dan para penggunanya  saling berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, membuat blog, forum dan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Apa saja manfaat medsos?
  • Menjalin silaturahmi
  • Menambah relasi
  • Untuk berbisnis
  • Sebagai wadah untuk menunjukkan karya mereka.
Media sosial itu bagaikan pisau, bisa untuk hal baik dan bisa untuk kejahatan. Jika kita bijak bermedsos maka kita akan memanfaatkan medsos untuk kebaikan hingga beribu kebaikan pun akan kita raih. 

Media sosial yang tadinya hanya sebagai hiburan, eh ternyata bisa kita manfaatkan untuk jualan online. Whatsapp yang awalnya hanya sebagai media chatting bersama keluarga ternyata bisa untuk menambah ilmu dengan mengikuti pelatihan belajar menulis. 

Penulis sendiri sudah merasakan manfaat di platform digital ini, siapa sangka bisa ikut pelatihan belajar menulis hingga terbit buku. Intinya media sosial juga bisa untuk mengembangkan skill kita. Manfaatnya banyak sekali, mendapat rekan baru, mendapat ilmu yang berkah manfaat dan skill kita terus di asah.

Dampak buruknya adakah?

Jelas ada, tetap kita harus bijak dalam menerima informasi yang tidak jelas di medsos, kita harus bisa menyaring setiap informasi yang masuk. Jangan mudah mempercayai dan membagikan informasi yang tidak jelas kebenarannya. Bijak dalam Bermedsos akan menimbulkan semangat dan Manfaat.

Jangan mudah percaya dengan info-info yang tidak benar, bisa Jadi itu Hoax. 
Banyak penipuan yang dilakukan melalui medsos, misal dengan memberi iming-iming voucher undian dll, kemudian meminta pengguna untuk memberikan kode OTP nya, hingga akhirnya akun medsos kita dibajak. 

Pelajaran yang didapat: jangan mudah membagikan data pribadi kita, takutnya nanti disalahgunakan.  


Sunday 5 December 2021

Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital


 Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) 
Pertemuan ke:10
Resume ke :8
Hari/Tanggal: Senin, 22 November 2021
Narasumber : Bu Rosminiyati
Moderator: Pak Muliadi
Tema : Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital
Grup :6

Tak terasa GMLD sudah sampai pertemuan yang ke-10, hari ini materi disuguhkan dengan apik oleh Bunda Rosminiyati dengan tema anak muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital.
Beliau mengabdi di SMKN 2 Pangkal pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

1. Berani, berdasarkan KBBI V online diartikan “mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut).

2. Perubahan, adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. (KBBI V online). Tentu saja, dalam hal ini adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.

Mengapa kita perlu melakukan Perubahan di dunia digital?
1. Kebutuhan. Perubahan dan perkembangan teknologi tak luput pula terjadi pada bidang pendidikan. Mau/tidak mau, suka/tidak suka, sebagai guru kita juga harus mengikuti perubahan tersebut. Untuk data GTK dan peserta didik, semuanya kini sudah menggunakan digitalisasi/_online_. Guru-guru dituntut untuk bisa mengisi datanya secara mandiri terkait data personal maupun riwayat pendidikan/pekerjaan, dan lain sebagainya.
Tak hanya itu, derasnya laju informasi di bidang ilmu pengetahuan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi menuntut guru untuk melakukan perubahan. Jika tidak, ada kemungkinan kita akan ditinggalkan oleh murid-murid kita.

2. Menyalurkan hobi. (sudah dijelasakn narasumber sebelumnya)
3.Tambahan penghasilan.(sudah dijelaskan narasumber sebelumnya)
4.Berbagi (sudah dijelaskan narasumber sebelumnya)

Apa Saja Hal-Hal yang mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital?

1. Tekad/semangat. Jika sudah ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital, maka kita akan berusaha belajar kapanpun, di mana pun, dan dengan siapa pun.
2. Lingkungan. Pengaruh lingkungan besar sekali terhadap perubahan kita di dunia digital. Apabila kita berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia digital, secara sadar atau tidak, kita pun akan ikut arus tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, otomatis kita juga akan jalan di tempat.
3.Sarana/Prasarana. Dunia digital terakit erat dengan sarana/prasarana (gawai, laptop, PC, kuota data internet, jaringan, listrik, dll.). Jika fasiltas tidak dimiliki/tidak mendukung, tentu saja kita tidak bisa melakukan perubahan di dunia digital.
4.Kesempatan. Terkadang kita temukan keadaan seseorang ingin melakukan perubahan di dunia digital, namun karena tidak ada kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi tertunda.
5.Dukungan. Ada kalanya, untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan orang-orang di sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial. Hal ini penting, karena melakukan perubahan di bidang digital bulkanlah hal sederhana bagi orang-orang tertentu.

Kita semua di sini adalah motivator, yang artinya orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak. _(KBBI V online).

Dalam hal ini, kita berperan sebagai motivator bagi anak muda (murid-murid, anak-anak kita) untuk berani melakukan perubahan di dunia digital.

Mengapa kita dituntut untuk bisa menggerakkan orang lain agar berubah? 

Tentunya kita sudah harus menggerakkan diri kita sendiri untuk berubah. Mengapa?Karena kita adalah guru dan orang tua yang menjadi model bagi murid-murid dan anak-anak kita.

Anak-anak tidak akan bergerak jika kita hanya menyuruh atau mengajak tanpa adanya bukti yang bisa mereka lihat atau tiru. Permasalahannya, Apakah kita sendiri sudah berubah?atau tepatnya, Apakah kita sendiri sudah berani melakukan perubahan?

Bentuk/Jenis Perubahan di Dunia Digital

1. Tidak bisa menjadi bisa;
2. Tidak berani menjadi berani;
3. Sudah bisa menjadi banyak/terampil;
4. Banyak menjadi berkualitas;
5. Sendiri menjadi kolaborasi;
6.Sederhana/biasa menjadi  istimewa/unik/menarik;
7. Tidak berguna menjadi bermanfaat;
8.Untuksendiri menjadi berbagi/inspiratif/memotivasi;
9. Dan lain-lain.

Untuk melakukan perubahan di dunia digital, kita tidak perlu merasa minder atau takut hanya gara-gara melihat karya-karya luar biasa dari orang-orang hebat yang sudah ada di ruang maya.

Mereka juga bermula dari bukan siapa-siapa. Namun, karena mereka sudah memulainya, dan tentunya lebih dulu dari kita, serius melakukannya, dan dengan seperangkat kelebihan yang dimiliki, akhirnya menjadi seperti apa yang kita lihat saat ini.

Hal-hal yang bisa kita lakukan dalem gerkan menuju Perubahan: 

[22/11 16.32] +62 813-4120-0357: Usia tua sering dijadikan alasan bagi guru-guru untuk tidak berubah dan tidak mau beradaptasi dengan keadaan, dengan dalih sebentar lagi akan pensiun, dan lain-lain. Padahal, umur yang tua dengan perangkat perkembanagn dan kemajuan yang dimilikinya, justru akan menjadi *daya tarik tersendiri* bagi murid-murid kita untuk berubah juga. “_Guru jadul aja bisa gaul, masak kamu gak_?” He … he … he …
[22/11 16.33] +62 813-4120-0357: *”Tidak sempat”* juga sering diajadikan alasan. Waktu kita sama, 24 jam. Tidak ada seorang pun yang dilebihkan barang sedetik pun. Di sini, hanya butuh manajemen waktu.
[22/11 16.33] +62 813-4120-0357: 2. *Meluruskan niat.* Niatkan perubahan yang kita lakukan untuk kebaikan umat, khususnya anak-anak didik kita. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat kita melakukan perubahan, banyak kendala yang menghadang. Jika niat kita baik, hanya mengharapkan rida Allah, maka akan ada banyak jalan yang memudahkan urusan kita.

Berani keluar dari zona nyaman. Hal ini tidak gampang dilakukan. Banyak kesenangan yang harus ditukar dengan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam gerakan perubahan diri.

Cara yang paling ampuh adalah dengan memaksakan diri. Perbuatan baik dimulai dari keterpakasaan,kemudian berubah menjadi kebiasaan, selanjutnya menjadi kebutuhan. Apabila sudah sampai pada kebutuhan, jika kita tidak melakukannya, kita akan merasa haus dan lapar.

Bergabung dalam komunitas. Hal ini penting. Berada dalam ruang lingkup yang sempit, membuat kita sulit berkembang. Berada dalam komunitas, menjadikan kita semakin terbuka terhadap perubahan. Banyak sekali hal baru yang menginspirasi, memotivasi, dan menguatkan kita untuk mengubah diri. Bahkan, kesempatan berkembang luar biasa terbuka lebar.

Salah satu komunitas yang menawarkan menu lengkap dan istimewa tanpa biaya adalah Belajar Menulis PGRI yang diprakarsai Om Jay. Di komunitas ini, kita bisa bermetamorfosa begitu cepat. Kita bisa belajar banyak hal. Jika tidak percaya, silakan buktikan sendiri.

Bangun kolaborasi. Sebagai manusia yang sarat dengan keterbatasan, kolaborasi penting dilakukan. Dengan kolaborasi, kekuatan menjadi berlipat ganda, dan kekurangan bisa ditutupi. Akhirnya, terciptalah karya yang luar biasa.
6. MULAI Gerakan apa pun tidak akan berjalan tanpa memulainya. Karena itu, mulailah saat ini, dan jangan pernah menundanya lagi.

Selanjutnya, untuk jenis _platform_ digital, cukuplah kita fokus pada yang kita sukai dan pahami. Seiring berjalannya waktu, kita bisa terus mengembangkan diri dengan belajar yang lainnya.

Target kita adalah meluruskan penggunaan media digital pada mereka. Bermain _game_ yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat.

Terkait tema “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital” bagi anak-anak kita, kita tidak perlu mengajari mereka cara menggunakan _platform_ digital. Mereka jauh lebih pintar dan terampil dari pada kita. Sebaliknya, kitalah yang perlu belajar dari mereka.

Target kita sebagai pendidik adalah meluruskan penggunaan media digital pada mereka. Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat.

1. Kolaborasi. Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak didik kita jumlahnya banyak. Kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun kolaborasi di antara sesama guru.

Melakukan sosialisai tentang literasi digital. Kita bisa menggunakan materi yang sudah kita peroleh dari pelatihan GMLD ini. Untuk waktunya:
Pertemuan langsung/tatap muka di dalam ruangan kelas;
•Pada saat upacara atau waktu khusus.
2.. Memfasilitasi murid-murid kita melakukan hal-hal positif dalam dunia digital.*
3. Membuat komunitas di sekolah, misalnya: komunitas bloger sekolah, komunitas YouTuber sekolah, dll.

 4. Memotivasi:
• Mengadakan perlombaan;
• Memberikan hadiah, dll.



Oleh : Risa Juanita Ratnaningtyas, S.Pd


Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) 

 ke:14

Resume ke : 12

Hari/Tanggal: Rabu, 1 Desember 2021

Narasumber : Maesaroh, M.Pd

Moderator: Ms. Phia

Tema : Menjelajahi Alam Digital yang Luas

Grup :6

Tema kali ini adalah menjelajah alam Digital yang luas, ngebolang Istilahnya kata Bu Maesaroh.

Di era digital seperti sekarang pasti banyak kan yang hobi ngebolang di dumai? Dunia maya adalah sarana pengetahuan sekaligus hiburan. Bisa untuk belajar dan mengajar juga. Semua orang enggan jauh dari internet.

Menjelajah alam digital/alam maya. Adalah sebuah alam yang memberi koneksi antara satu individu dengan individu lainnya (jauh menjadi dekat) lewat kecanggihan sebuah teknologi.

Jangankan kita sebagai seorang guru, anak didik kita sekarang banyak yang menjadi selebgram, tiktokers dll, kenapa? Karena internet jangkauannya sangat luas.

Sayangnya, media digital atau platform yang mereka gunakan terkadang malah menjerumuskan mereka pada pergaulan yang salah. Alih-alih gaul, sayangnya tak berliterasi akhirnya mereka malah mudah dan sering  menyebarkan berita hoax yang tidak jelas kebenarannya.

Maka dari itu GMLD kali ini akan membahas Penekanan Literasi pada Alam Digital, tepatnya lebih ke media digital itu sendiri.

Apa yang diperlukan untuk mengembangkan Literasi generasi penerus bangsa?

Untuk mengembangkan budaya literasi genarasi penerus bangsa, di perlukan kecakapan dalam menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggung jawab agar mendapatkan informasi yang akurat dan akuntabel. Cerdas ber media sosial berarti cerdas ber literasi. Perlu edukasi yang massif dalam menggerakan literasi digital agar setiap individu dapat dengan mudah memahami informasi dengan benar.

Apa saja kecakapan dalam dunia digital?

Menjelajahi dunia digital tentu perlu kecakapan, agar kita mampu memiliki wawasan yang luas. Tak hanya luas dalam menjelajahi dunia maya saja. Tetapi juga luas secara intelektual


Ada Empat Pilar dalam mengembangkan Literasi Digital, antara lain:

1. Digital Culture, cakap  bermedia digital dengan memanfaatkan media digital sebagai alat untuk menghubungkan satu koneksi menuju seluruh dunia

2. Digital Safety, cakap dalam melindungi diri dan aset digital ketika sedang berada di dunia digita.

3. Digital Ethics, etis dalam menggunakan dunia digital dengan tidak mengalahgunakan alat digital sebagai penyebar informasi hoaks

4. Digital Skill, cakap secara tehnologi dalam menggunakan piranti digital sebagai alat untuk meng up grade pengetahuan. Adapun kecakapan dalam hal ini perlu meliputi 8 kecakapan diantaranya : Cakap dalam memakai ilmu Coding, Collaboration, Cloud software, Word Processing software, Screen Casting, Personal digital archiving, Information Evaluation, Use of social media


Gambar diatas adalah alam media digital yang sering kita kunjungi bukan? Ada facebook, Instagram, YouTube, whatsapp, Twitter dll.

Sebagai seorang guru tentu kita mengetahui sebagian besar anak didik kita sudah menggunakan piranti digital. Mereka sangat pandai bergaul di dunia maya. Tak jarang ketika gurunya belum mengerti sebuah aplikasi, tetapi anak muridnya sudah mahir menggunakan medsos. Itulah sebabnya mengapa begitu penting bagi kita untuk menggaungkan Literasi Digital terhadap anak didik kita ataupun masyarakat di lingkungan kita. 

Tak sedikit dari siswa kita yang terkadang salah kaprah dalam penggunaan media sosial

Pemahaman yang cukup mengenai dunia digital bagi kalangan anak muda dan keterbukaan informasi di media sosial yang memberikan dampak negatif penggunaan media sosial seringkali dialami oleh anak muda hususnya para pelajar.

Usia muda atau remaja berasal dari kata *adolesence* yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolesence mempunyai arti yang lebih luas lagi, yaitu mencakup *kematangan mental, emosional sosial dan fisik*. Usia remaja adalah masa peralihn dari kanak-kanak menuju dewasa yang dialaminya dalam tiga tingkatan yaitu praremaja 10-12 tahun, remaja awal 13- 16 tahun dan remaja akhir 17-21 tahun.

Dalam menyongsong abad 21 dimana adanya implementasi pembelajaran melalui mesin (komputasi) segala informasi tersedia dengan luas, dimana saja dan kapan saja. Maka, digital literasi menjadi penting untuk membangun pendidikan yang berintergrasi pada  pergeseran pembangunan pendidikan ke arah ICT, sebagai salah satu strategi manajemen pendidikan 21 yang di dalamnya meliputi tata kelola kelembagaan, dan sumber daya masunia. Untuk itu,  edukasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam meningkatkan budaya cerdas ber-literasi agar para generasi penerus bangsa mampu menyarig  informasi  dengan baik yang beredar dari media sosial.

Pemahaman literasi digital yang buruk akan berpengaruh pada dampak psikologis anak dan remaja yang cenderung menghina orang lain, menimbulkan sikap iri terhadap orang lain, mengakibatkan depresi, terbawa arus suasana hati terhadap komentar negatif, serta terbiasa berbicara dengan bahasa kurang sopan. Atas dasar pandangan tersebut, hal inilah yang menyebabkan dampak buruk dalam berinteraksi. Setuju ataupun tidak, patut kita refleksikan hal ini.

Apabila penggunaan piranti digital terlampau tinggi, maka mereka akan cenderung mengalami Digital Fatigue

Apa yang dimaksud dengan Digital Fatigue?

Digital Fatigue adalah penggunaan piranti digital yang terlampau tinggi

Bagaimana ciri-cirinya?

✓Perasaan lelah, bosan, malas, dengan berbagai kegiatan digital seperti zoom meeting, webinar, media sosial, dan berbagai platform digital lain.

✓Mata terasa sakit, lelah, dan perih.

✓Mata terasa sakit, lelah, dan perih.

✓Sakit kepala dan migrain.

✓Nyeri otot leher, bahu, atau panggung.

✓Sensitif terhadap cahaya.

✓Gangguan pada fokus, konsentrasi, dan memori.

✓Merasa putus asa dan tidak berdaya.

✓Kewalahan menghadapi situasi yang berulang.

✓Badan terasa lemah, lesu, tidak bertenaga, dan malas bergerak.

✓Muncul perilaku yang aneh dan tidak wajar.



Seorang guru perlu menjadi stakeholder dalam pengembangan Literasi media karena media merupakan alam maya yang mampu membawa kita terhubung pada dunia yang lebih luas

Ada lima kecakapan dalam berliterasi yang perlu dikuasai Pelajar dan semua kalangan :

1. Photo visual literacy

Kemampuan untuk membaca dan menyimpulkan informasi dari visual.

2. Reproduksi literacy

Kemampuan untuk menggunakan teknologi digital untuk menciptakan karya baru dari pekerjaan.

3. Percabangan literacy

Kemampuan untuk berhasil menavigasi di media non-linear dari ruang digital.

4. Informasi literacy

Kemampuan untuk mencari, menemukan, menilai dan mengevaluasi secara kritis informasi yang di temukan di web.

5. Sosio-emosional literacy 

Kemampuan yang mengacu pada aspek-aspek sosial dan emosional yang hadir secara online, apakah itu mungkin melalui sosialisasi, dan berkolaborasi, atau hanya mengkonsumsi konten.

Maka dari itu, perlu kita fahami 8 elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital

1.Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna digital.

2. Kognitif, yaitu daya pikir menilai konten.

3. Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual.

4. Komunikatif, yaitu memahami kinerja dan jejaring komunikasi di dunia digital.

5. Kepercayaan diri yang bertanggungjawab.

6. Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru.

7. Krisis dalam menyikapi konten.

8. Bertanggungjawab secara sosial.

yaitu yaitu pemahaman ragam konteks


Cara dalam Meliterasi Medsos:

1. Perhatian 

Kemampuan untuk mengidentifikasi ketika dibutuhkan fokus perhatian dan mengenali ketika multitasking bermanfaat. Perhatian dapat dicapai dengan memahami bagaimana pemikiran orang. Akan sulit untuk memfokuskan perhatian karena pikiran kita cenderung berjalan acak.

2. Partisipasi

Mengetahui kapan dan bagaimana partisipasi merupakan hal penting. Partisipasi memberikan pengguna pengalaman berbeda saat menjadi produktif. Partisipasi dalam media sosial dibedakan menjadi dua yaitu netizen aktif dan netizen pasif. Netizen aktif merupakan pengguna media sosial yang ikut memberikan post di media sosial. sedangkan pengguna pasif merupakan pengguna media sosial yang hanya membaca lini masa media sosial tanpa memberikan posting-an.

3. Kolaborasi

Pengguna dapat mencapai lebih dengan bekerja sama dibandingkan dengan bekerja sendirian. Melalui kolaborasi, redudansi dapat dihilangkan dan pekerjaan dapat didistribusikan. Adanya kolaborasi memungkinkan masyarakat berbagi sumber daya dan membangun ide lain.

4. Kesadaran jaringan

Jaringan sosial saat ini diperluas dengan adanya teknologi. Saat ini masyarakat dapat menjadi anggota dari newsgroup, komunitas virtual, situs gossip, forum dan organisasi lainnya. Pemahaman mengenai sosial dan jaringan teknis.

5. Pemakaian secara kritis

Pemakaian secara kritis adalah evaluasi tentang apa dan siapa yang dapat dipercayai. Sebelum mempercayai, mengkomunikasikan, atau menggunakan apa yang ditulis oleh orang lain, ada baiknya melakukan identifikasi. Cek klaim yang terdapat dalam informasi tersebut, lihatlah latar belakang penulis, sumber daya dan keakuratannya.

Literasi media sosial merupakan suatu keterampilan yang diperlukan untuk tetap dapat melakukan aktifitas ber-media sosial dengan aman. Sebagai warganet yang baik, kita harus mampu menyaring dan memberikan informasi yang edukatif. Sesuai dengan istilah media sosial yang dikemukakan oleh (Taylor & Francis Online, 2014) bahwa media sosial memiliki akronim sebagi berikut:

1. Sharing views

2. Optimizing Knowledge

3. Collaborating on projects

4. Investigating new ideas

5. Advocacy for your service provision

6. Learning from others

7. Making new connections

8. Enhancing your practice

9. Debating the future

10. Inspirational support

11. An essensial tools for your information toolbox


Sarat cerdas berliterasi digital adalah memiliki karakter kebangsaan yang perlu dijunjung tinggi dan harus menjadi poin utama dalam berbagai aspek. Beberapa nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan diantaranya:

1. Nilai Kejujuran

2. Nilai Semangat

3. Nilai Kebersamaan atau Gotong royong

4. Nilai Kepedulian atau solidaritas

5. Nilai Sopan santun

6. Nilai Persatuan dan Kesatuan

7. Nilai Kekeluargaan

8. Nilai Tanggungjawab


Friday 3 December 2021

Literasi Digital Menciptakan Kemampuan dan Kesempatan


 Oleh : Risa Juanita Ratnaningtyas, S.Pd

Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) 

 ke:15

Resume ke : 13

Hari/Tanggal: Jumat 3 Desember 2021

Narasumber : Raimundus Brian P

Moderator: Bu Helwiyah

Tema : Literasi Digital Menciptakan Kemampuan dan Kesempatan

Grup :6

"Jika sudah waktunya hujan akan turun, jika sudah masanya bunga akan mekar,  dan jika sudah waktunya, do'a-do'a pasti akan dikabulkan"

(Kata Bijak)


Media Digital


Literasi Digital yang akhir-akhir ini marak digaungkan pemerintah demi terciptanya insan-insan yang peka teknologi, Literasi Digital yang akhir-akhir banyak digemari, era globalisasi seakan dunia dalam genggaman. Literasi tak bisa dipisahkan dari media digital karena keduanya saling berkaitan.

Dalam Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) kali ini Pak Brian akan mengupas apa itu Literasi Digital melalui Zoom, apa saja dampak positif Literasi Digital bagi masyarakat, hingga akhirnya ditemukan bakat dan kemampuan dalam dunia Literasi.

Era millenial tidak bisa lepas dari yang disebut media digital, kenapa?

Ada terdapat banyak sekali contoh dari media digital diantaranya adalah

  • Program Computer, adalah suatu aplikasi yang menjalankan perintah tertentu dalam komputer. Biasanya diciptakan untuk melakukan tugas tertentu sesuai kebutuhan user.
  • Game, adalah Sebuah aplikasi yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman yang bertujuan sebagai hiburan, bahkan akhir-akhir game menjadi candu bagi remaja untuk terus menyelesaikan levelnya.
  • Aplikasi Handphone
  • Gambar digital (jpg, png)
  • Video
  • Media Sosial seperi Facebook, Instagram, YouTube, whatsapp dll
  • Website(blog)
  • Audio (MP3)
  • Ebook
Apa yang dimaksud Literasi Digital?

Literasi Digital adalah kecakapan pengguna dalam Literasi Digital mencakup kemampuan untuk  menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan, membuat serta memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, cermat dan tepat sesuai kegunaannya. 

Literasi Digital adalah pengetahuan dan kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, internet dll (dikutip dari :  Buku Peran Literasi Digital di Masa Pandemik 2021 karya Dewi Suhardik)


Apa saja Kemampuan dan Kesempatan Dari Media Digital yang bisa kita peroleh?

Di era globalisasi, media digital sangat berperan penting bagi masyarakat. Meskipun wabah telah berlalu, siswa banyak yang sudah melakukan tatap muka dalam pembelajaran tapi pesona media digital tidaklah punah begitu saja. Bahkan masyarakat seakan tak bisa lepas dari pesonanya. 

Apa sih kemampuan dan Kesempatan dari media digital?

  • Memperoleh wawasan dan informasi baru
  • Mengembangkan diri
  • Meningkatkan skill
  • Tambahan penghasilan atau bisnis online
  • Menjalin relasi di dunia maya yang luas tak terbatas
Jika kita seorang penulis, sebaiknya sering mengikuti pelatihan belajar menulis secara online untuk pengembangan bakat. Belajar bersama para pakar bisa meningkatkan life skill kita dalam menulis.

Memanfaatkan blog pribadi untuk membiasakan menulis juga tidak kalah keren. Platform yang diprakarsai Google tersebut sangat user friendly, sangat memudahkan kita untuk menggunakannya, anti ribet.
Siapa tahu dari tulisan kita yang berserakan di blog bisa kita padukan menjadi sebuah karya fenomenal yaitu buku. 

Buku adalah Sebuah mahakarya istimewa bagi seorang penulis. Saya selaku penulis pemula pun tidak pernah menyangka setelah mengikuti kelas belajar menulis bersama Om Jay sudah sampai di titik menerbitkan buku meskipun masih berupa buku antologi, penulis sudah merasakan sendiri betapa hebatnya manfaat media dan mengembangkan diri melalui media digital. 


Selain untuk pengembangan diri media digital juga melahirkan banyak penjual-penjual online baru. Siapa saja boleh buka lapak, atau menawarkan dagangannya ke media sosial.

Karena kita seorang penulis, wajib menawarkan buku kita di Media digital
,
Literasi yang baik, melahirkan kalimat promosi yang menarik. 


Memaksimalkan Penggunaan Akun Belajar.Id Bersama Bootcam Belajar.id GMT Banyuwangi Day 1

  Oleh : Risa JR "Ilmu adalah mutiara yang berkilau didalam telaga, dapatkan dia meski harus bersusah payah. Kelak kilaunya akan menera...