Wednesday, 4 April 2012

Dongeng Anak Sedunia-Perjanjian Dengan Jin


PERJANJIAN DENGAN JIN


  Dahulu kala disebuah kota besar di kerajaan Persia, Tinggallah seorang pedagang. Namun akhir-akhir ini pedagang itu sedang sial. Setiap usahanya selalu gagal, sehingga akhirnya kekayaannya ludes. Kini dia hanya duduk merenungi kemalangannya.
  “Orang malang, apakah kau ingin mendapatkan kembalisemua hartamu?” Tiba-tiba muncul mahluk jin di hadapannya.
  Betapa terkejutnya hati si pedagang itu melihat siapa yang berbicara dengannya. Tapi akhirnya pedagang itu bias munguasai dirinya lagi.
  “Ya…kalau mungkin,” keluh pedagang itu.
  “Tentu saja bias,” senyum licik jin itu mengembang. “Jangan sedih, kau cukup berjanji padaku, maka seluruh kekayaanmu akan ku kembalikan. Berjanjilah bahwa 18 tahun lagi kau harus menemuiku di tempat ini dan mempersembahkan mahluk hidup yang pertama-tama menyambutmu jika kau pulang nanti.”
  Tanpa berpikir panjang pedagang itu berjanji. Delapan belas tahun cukup lama, lagi pula anjinglah yang selalu menggonggong menyambutnya tiap kali dirinya pulang. Namun betapa terkejutnya pedagang itu, ketika ia pulang bukan anjing yang menyongsongnya, tetapi Ahmed anak kesayangannya . Pedagang itu merasa sedih, tapi ia sudah terlanjur mengucapkan janji.
  Jin itu memang menepati janjinya. Pedagang itu kembali menjadi kaya-raya. Dan delapan belas tahun kemudian, Ahmed dibawa oleh ayahnya ketempat dulu ia bertemu dengan jin.
  Ahmed sudah diberi tahu tentang perjanjian ayahnya dengan jin. Tapi sebelum berangkat, dia sudah minta tolong pada seorang nenek-nenek yang bijaksana. Wanita itu memberinya mantra. Bila diucapkannya, dia akan dikelilingi oleh dinding yang tak terlihat. Jadi tak aka nada yang akan dapat mencelakakannya.
  Sebelum jin itu muncul, Ahmed telah mengucapkan mantera. Betapa murkanya jin itu, karena mantra itu sehingga ia tak dapat melihat dan mencelakakan Ahmed.
  “Kau menipuku!” teriaknya pada si pedagang. “Jika aku tak bias menawan anakmu, kaupun akan kehilangan dia. Seumur hidup dia harus mengembara.”
  Dan memang demikianlah yang terjadi. Ahmed meninggalkan rumahnya untuk bertualang. Setelah menyebrangi lautan dan menjelajahi tempat-tempat yang terpencil, sampailah ia di istana yang megah yang kelihatannya telah ditinggalkan penghuninya.
  Di sebuah ruangan yang luas Ahmed menemukan sebuah singgasana emas. Di atas singgasana itu melingkar seekor ular raksasa.
  “Aku adalah Ratu daerah ini.” Tiba-tiba mahluk mengerikan itu berkata.”Seorang penyihir telah menyihirku menjadi ular seperti ini. Hanya jika ada seorang manusia yang berani bermalam di istanaku tanpa mengeluarkan sepatah katapun, maka aku akan kembali ke wujud semula. Maukah kau menolongku?”
  Akhirnya Ahmed bersedia melakukan permintaan ular raksasa itu. Semalaman Ahmed harus berjaga. Dia diserang oleh dua belas jin yang mengerikan, tapi tak sepatah katapun keluar dari mulutnya, ia tak menjerit ketakutan. Ketika fajar merekah, tiba-tiba ular raksasa itu berubah menjadi seorang putrid yang cantik jelita. Ahmed akhirnya menikah dengan putrid itu dan menjadi raja di istananya.
  Bertahun-tahun Ahmed hidup dengan bahagia bersama permaisurinya. Tetapi kemudian ia merindukan kedua orangtuanya. Istrinya setuju jika Ahmed kembali ke negrinya untuk menjenguk kedua orang tuanya, dan ia memberikan sebentuk cincin wasiat yang dapat membawa Ahmed kemanapun juga yang di inginkan dalam sekejap mata.
  “Cincin ini juga dapat memanggil siapa pun yang ingin kau panggil,”kata istrinya, “tapi jangan sekali-kali kau gunakan untuk memanggilku.”
  Ahmed menerima cincin itu. Dalam sekejap mata kemudian ia sudah sampai di hadapan ayah ibunya. Karena kedua orangtuanya ingin melihat menantunya, Ahmed jadi lupa akan pesan istrinya. Di gunakan cincin itu untuk memanggilnya. Istrinya memang dating, tapi ia merebut cincin itu dari tangan Ahmed, lalu menghilang.
  Ahmed kini terpaksa harus mengulangi perjalanannya yang panjang. Setelah ia berhasil memperoleh jubah, sepatu, dan tongkat ajaib, barulah ia berhasil kembali ke istananya.
  Jubah itu membuatnya tak terlihat. Sepatu itu menjadikan dirinya dapat melangkah cepat tanpa lelah, dan tongkat itu dapat memukul sendiri. Ahmed masuk istananya tanpa terlihat karena mengenakan jubah ajaibnya. Kemudian disuruhnya tongkat itu memukuli para pengawal. Akhirnya ketika sampai di depan istrinya, di bukanya jubah ajaib itu. Mereka kembali hidup bahagia. Ahmed tak pernah lagi melanggar nasihat istrinya.


No comments:

Post a Comment

Memaksimalkan Penggunaan Akun Belajar.Id Bersama Bootcam Belajar.id GMT Banyuwangi Day 1

  Oleh : Risa JR "Ilmu adalah mutiara yang berkilau didalam telaga, dapatkan dia meski harus bersusah payah. Kelak kilaunya akan menera...