Monday, 19 July 2021

Jurus Jitu Merubah Karya Ilmiah Menjadi Buku

 


Oleh : Risa Juanita Ratnaningtyas

"Menulis adalah sebuah keberanian..."

[Pramoedya Ananta Toer]


Selasa, 19 Juli 2021 adalah pertemuan ke-4 ku dalam mengikuti Pelatihan Belajar Menulis PGRI bersama Bapak Wijaya Kusuma atau yang akrab disapa Om Jay sang Blogger Millenial daring melalui grup WA belajar menulis.

Pertemuan kali ini diiringi suara takbir yang menggema di langit malam, tanda menyambut hari raya Idul Adha 1442 Hijriah yang jatuh pada hari Selasa, 20 Juli 2021.

Sama dengan tahun sebelumnya, Idul Adha kali ini juga masih dalam suasan pandemi. Hanya bisa berdo'a semoga pandemi segera berlalu aamiin Ya Robbal alamiin.

Pertemuan dibuka oleh Bu Aam Nurhasanah selaku moderator. Materi disampaikan oleh Bu Noralia Purwa Yunita, M.Pd dengan tema "Menulis Buku dari Karya Ilmiah".

Narasumber  adalah seorang pengajar di SMP Negeri 8 Semarang yang merupakan lulusan Magister di Universitas Negeri Semarang. 

Beliau sangat aktif diberbagai komunitas, diantaranya : 

  • Blogger di Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN)
  • Anggota Komunitas Koordinator Virtual Indonesia (KKVI)
  • Anggota MGMP Prakarya dan IPA
  • Pembimbing ekstrakurikuler KIR SMP
Tidak kalah hebat dengan narasumber lainnya di pelatihan ini. Beliau juga mempunyai sederet prestasi dan karya berupa buku baik solo maupun antologi yang menghiasi perjalanan karir beliau dalam menyelami dunia literasi, yang patut diperhitungkan, masyaAllah.

Buku beliau tembus ke penerbit mayor PT. Andi Offset.

Materi dimulai dengan pertanyaan, apa itu karya ilmiah?
Definisi karya ilmiah versi Bu Noralia dapat digambarkan sebagai berikut :
  • Bagi pejuang S1 disebut dengan skripsi
  • Bagi pejuang gelar Magister atau S2 disebut dengan tesis
  • Bagi guru, wajib membuat PTK untuk memenuhi kenaikan pangkat atau angka kredit.
Dari berbagai definisi diatas menggambarkan seolah -olah manfaat karya ilmiah hanya sebatas memenuhi tuntutan / tujuan tertentu semata. 

Setelah tujuan tuntutan/tujuan terpenuhi, lulus, mendapat gelar, angka kredit sudah diperoleh, tak jarang KTI hanya menghiasi rak perpustakaan dan tersimpan di laci nyaris tak tersentuh.

Ibarat pepatah "habis manis sepah dibuang". Padahal jika kita ingat, perjuangan untuk membuat sangatlah rumit, menguras waktu, tenaga dan pikiran serta materi pastinya. Sangat disayangkan jika penelitian yang kita buat bertahun-tahun tergeletak begitu saja bagai barang tak berguna. 
Relakah? tentu tidak!

Bagaimana agar karya ilmiah menjadi berarti?
Menurut Bu Noralia, solusinya adalah "mengubahnya menjadi BUKU".

Kenapa harus buku?
Karena buku mengandung banyak manfaat untuk diri sendiri dan khalayak ramai. Manfaat karya ilmiah versi buku antara lain :

1. Dapat dibaca oleh masyarakat awam

2. Dapat diperjualbelikan

3. Bagi ASN bisa untuk menambah poin angka kredit

4. Dengan buku kita bisa menjadi terkenal

5. Ilmu dapat sampai di khalayak ramai dengan BUKU

Bagaimana cara mengubah PTK atau karya ilmiah menjadi buku?


Yaitu mengubah judul PTK menjadi judul buku yang kekinian. 
PTK versi buku hanya fokus pada objek penelitian. Jadi materi, subjek dan tempat penelitian harus dihilangkan.
Contoh : 

Judul skripsi : 
Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas 9 SMP 

Judul KTI versi buku berubah menjadi :
Kiat menulis modul berbasis riset

Jangan lupa tambahkan kata pemikat, Kiat, Jurus, strategi dan kata menarik lainnya.


Poin penting No.2 : 
  • Ubah bab 1 (pendahuluan) karya ilmiah menjadi "Bab 1 buku"
  • Hapus rumusan masalah, definisi operasional dan manfaat penelitian
  • Masukkan permasalahan pembelajaran secara umum, alasan penggunaan media atau metode pada pembelajaran.

Dari gambar diatas, bab 2 dan bab selanjutnya di buku bisa kita ambil dari pengembangan teori bab II karya ilmiah / KTI.
Contoh : 

Pada KTI
2.1 Media pembelajaran 

Pada buku bisa kita ubah menjadi
Bab 2 Media Pembelajaran
2.1 Pengertian media
2.2 Jenis Media
2.3 Manfaat Media

Luar biasa bukan? Hanya dari 1 bab KTI saja kita dapat mengubah menjadi beberapa bab dalam buku. 


Bab 5 diangkat dari bab hasil penelitian dan pembahasan. 
Poin-poin penting yang harus dikerjakan antara lain :
  • Awali dengan kata pengantar pada bab ini, serta uraian hasil penelitian
  • Hilangkan semua kata penelitian dan laporan
  • Menampilkan grafik secukupnya, selebihnya wakili dengan tulisan
5. Tata bahasa dan penyajian versi buku harus berbeda dengan karya ilmiah
Dalam versi buku, penulis diberi kebebasan menggunakan tata bahasa, ide dan kreatifitas. 

6. Meyakinkan pembaca dengan memberikan ulasan sebagai bukti kita telah mengadakan penelitian

7. Menampilkan daftar pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam membuat penelitian sebelumnya 

8. Versi buku setidaknya memuat minimal 70 halaman format A5 dengan format margin sesuai ketentuan penerbit.

Kesimpulannya mengubah menjadi buku tidak semata-mata hanya mengganti judul atau covernya saja yang berarti memplagiasi karya kita sendiri

Banyak sekali manfaat yang kita dapat dari pelatihan malam ini. Sekaligus narasumber mengingatkan betapa pentingnya karya kita jika bisa bermanfaat bagi sesama.

Dari yang awalnya hanya dibaca dosen penguji, akhirnya bisa dibaca masyarakat ketika sudah menjadi buku.

Dari yang hanya terpajang di rak perpustakaan tidak mustahil akan terpajang di toko buku ternama

Dari yang hanya tersimpan rapi di lemari bisa sampai ke berbagai daerah melalui buku.

"Sesuatu akan terlihat tidak mungkin sampai semuanya selesai"
[Nelson Mandela]



Resume ke : 4
Pertemuan ke :4
Judul : Menulis Buku dari Karya Ilmiah
Tanggal : Senin, 19 Juli 2021
Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd
Moderator : Aam Nurhasanah





















2 comments:

Memaksimalkan Penggunaan Akun Belajar.Id Bersama Bootcam Belajar.id GMT Banyuwangi Day 1

  Oleh : Risa JR "Ilmu adalah mutiara yang berkilau didalam telaga, dapatkan dia meski harus bersusah payah. Kelak kilaunya akan menera...