Monday 26 March 2012

Dongeng Anak Sedunia-Ksatria Hido dan Raja Danau


KSATRIA HIDO DAN RAJA DANAU

Konon, dahulu di negeri Jepang hiduplah seorang ksatria yang gagah berani bernama Hido. Tapi sayang, selalu bernasib sial. Apapun yang dikerjakannya salah. Aneh! Padahal Hido selalu bertindak sesuai dengan apa byang diajarkan gurunya. Dan nasibnyalah yang memang selalu sial.
Jika dia membunuh naga, maka bukan naga jahat yang dibunuhnya. Jika dia menolong gadis yang dilarikan kuda liar, ternyata gadis itu seorang penunggang kuda yang hebat.
Jika Hido diminta oleh seseorang kepala kampung untuk mengusir segerombolan penyamun, ternyata pemimpin penyaun itu sahabatnya. Tentu saja dia tak ingin membunuh temannya. Maka orang yang menyuruhnya mencari ksatria lain.
Akhirnya semua orang berpendapat bahwa tak ada gunanya minta tolong pada hido. Semua orang menutup pintu rumahnya jika Hido lewat. Oleh sebab itu akhirnya Hido memutuskan untuk pergi ke negeri jauh, dimana tak ada orang yang mengenalnya. Dia harus memulai lagi, dari nol!
Hido membawa pulang samurai dan busur panjangnya. Dia berjalan dan terus berjalan tanpa henti.Akhirnya sampai ke sebuah negeri yang belum pernah dikunjunginya. Terbentang sebuah danau yang luas di hadapannya, namun ada terdapat jembatan disitu.
Tanpa menyadari bahwa hari itu nasibnya akan berubah, Hido melangkah, meniti jembatan itu. Ketika berada di tengah jembatan, Hido melihat seekor raksasa tidur melingkar.Mungkin Hido lagi-lagi sial, yang jelas dia bukan penakut. Meskipun ular itu besar sekali, dan nafasnya menyemburkan api, Hido melangkahinya dengan tenang. Tapi belum lagi dia jauh melangkah, dia mendengar suara orang memanggilnya.
“Hai, Ksatria!”
Oh, orang-orang di sini memelihara ular yang dapat berbicara, pikirnya Hido sambil berpaling ke arah suara itu.
Tetapi bukan ular yang dilihatnya. Hido melihat seorang lelaki tampan yang mengenakan jubah biru dengan mahkota dikepalanya. Mahkota Emas!
“Anda memanggilku?” tanya Hido dengan sedikit agak keheranan.
“Ya,” sahut orang itu. “Andalah orang yang kami cari-cari.”
Lelaki berjubah biru itu kemudian menerangkan, bahwa dirinya adalah Raja Danau. Dia tinggal dalam istana kristal, jauh di dasar danau. Selama ini mereka hidup dengan aman dan damai. Tetapi akhir-akhir ini muncul seekor naga jahat yang selalu mengganggu ketrentraman rakyatnya.
Bila malam tiba, naga itu akan turun ke dasar danau, dan akan menangkap serta memangsa siapa saja yang dapat dimangsanya.
“Aku mencari-cari ksatria yang bersedia dan sanggup membinasakan naga itu,” kata Raja Danau setelah bercerita.
“Kulihat kau datang dari jauh,aku tahu kau seorang ksatria samurai dari pedang panjang dan busur yang kau bawa itu, ku ubah diriku menjadi ular tapi kau tak takut. Dengan tenang kau melangkahiku. Kaulah ksatria yang kami tunggu-tunggu itu.”
Mendengar pujian itu Hido senang sekali.
“Apa yang harus kulakukan untuk anda?”, tanyanya sambil membungkuk dalam-dalam.
Raja Danau memegang tangan Hido. Dituntunnya pemuda itu masuk ke dasar danau, ke istana kristal. Istana itu indah sekali. Kursi-kursinya dihiasi dengan permata. Makanan-makanan lezat terhidang di atas meja. Waktu telah berlalu, tanpa disadari sudah tengah malam.
Tiba-tiba terdengar raungan yang dahsyat, memekakkan telinga. Air danau menggelegak. Hido dengan cepat mengambil senjatanya dan segera berenang ke permukaan danau.
Benar!Di tepi danau berdiri seekor naga raksasa yang nampak mengerikan. Belum pernah Hido melihat mahluk sebesar itu. Ksatria itu tak merasa takut.Diangkat busur dan ditariknya anak panah, yang kemudian dilepaskan dan anak panah itu melesat mengenai tubuh binatang raksasa itu.
Tetapi anak panah itu tak bisa menembus kulit naga yang keras dan licin. Anak panah Hido bagai rumput kering diterbangkan angin. Naga itu kemudian meringsek maju. Hido tetap tegak berdiri ditempatnya.
Anak panah kedua dilepasklan Hido. Naga itu mengibaskannya seperti mengibaskan seekor lalat, panah Hido jatuh diatas tanah. Naga itu semakin mendekati Hido. Tepat pada saat yang kritis itu ia teringat akan nasihat seorang ksatria tua, anak panah harus dijilat ujungnya agar meluncur dengan baik.
Hido mengambil anak panah ketiga. Ujungnya dijilat lebih dulu. Dibidik dan dilepaskan dan tepat mengenai titik diantara kedua mata naga itu. Akhirnya binatang raksasa mengerikan itu  menemui ajalnya.
Raja Danau sangat gembira melihat keberhasilan Hido. Untuk membalas jasanya, raja Danau menghadiahi Hido dengan harta yang berlimpah. Sejak saat itu nasib Hido berubah dan perjalanan hidupnya selalu baik.
****

No comments:

Post a Comment

Memaksimalkan Penggunaan Akun Belajar.Id Bersama Bootcam Belajar.id GMT Banyuwangi Day 1

  Oleh : Risa JR "Ilmu adalah mutiara yang berkilau didalam telaga, dapatkan dia meski harus bersusah payah. Kelak kilaunya akan menera...